Selasa, 14 Februari 2012

Jaga Malam

Bireuen - Sebagian Kecamatan dari 17 Kecamatan dalam kabupaten Bireuen telah menerapkan jaga malam kepada warganya. Sebagian kecamatan lagi telah dan baru merancang pelaksanaan itu dengan membetuk rapat antara para Keuchik dengan pihak Kecamatan masing-masing. Seperti Kecamatan Juli, Bireuen  pada Senin (6/2) melakukan rapat membicarakan mekanisme jaga malam.

Minggu malam (5/2) langit tak begitu terang, namun samar-samar cahaya redup bulan sangat terasa malam itu. Satu persatu warga Desa Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, berdatangan ke Pos jaga. Rata-rata mereka yang datang itu membalut badannya dengan jaket, ada juga dengan kain sarung, tapi tak satu pun terlihat diantara mereka yang membawa peralatan jaga malam yang lazim, seperti parang, atau benda lainnya.

Begitu tiba di pos jaga mereka langsung menulis nama dan membubuhi tanda tangan di buku yang telah dipersiapkan aparatur desa.
Sebanyak 20 orang yang berumur 18-50 tahun berkumpul di pos, diantara mereka ada yang bercengkerama, ada juga yang asyik menyaksikan bola kaki di layar TV yang disediakan di Pos, ada juga mondar-mandir di depan pos.


Sekitar pukul 22.00 WIB Keuchik Desa Geulanggang Teungoh M.Husain tiba di pos jaga, Kedatangan pimpinan desa itu disambut hangat oleh petugas jaga pada malam itu. Husain kepada warganya yang bertugas memberikan arahan,"Kita melaksanakan jaga malam ini atas dasar surat edaran yang kita terima, bila nanti ada persoalan dalam melaksanakan tugas kalian malam ini seperti adanya orang yang mencurigakan, maling, kebakaran silakan kalian hubungi nomor yang telah tertulis di papan tulis itu," kata Husian sambil menunjukan papan tulis yang terdapat di pos kepada petugas jaga.

Husain juga menerangkan kepada warga di pos, untuk saat ini belum ada pentujuk dari pihak Muspika terkait peralatan jaga malam.," Kalian datang saja tanpa peralatan. Begitu juga setiap malam aparat selalu masuk ke desa kita, mereka hanya melakukan patroli, kalian harus datang ke pos pukul 20.30 dan pulang pukul 05.00," ujarnya seraya mengatakan untuk silahkan anggota jaga malam memilih sendiri ketua dan wakil ketua regu. Ia pun pamit dan meninggalkan regu yang bertugas malam itu.

Sudah 11 malam warga Geulanggang Teungoh menjalakan perintah jaga malam, ini terbukti dari regu 11 yang berjaga malam itu. Angin malam terasa dingin menggerayangi kulit, mengusik anggota jaga. Amir (39) seorang anggota regu menarik jaketnya yang jatuh dan memakainya agar dingin malam yang menusuk tulang dapat sedikit tertahan dengan jaketnya yang tebal.

Lalu dia bergumam sendiri, "Ah...enaknya aku bakar sebatang rokok." Asap rokok yang keluar dari mulut pria itu pun mengumpul diantara mulutnya, pria lajang berkulit putih itu menghampiri saya, "Abang kena tugas jaga malam juga,"tanya dia kepada saya. Sambil mengangguk saya mengajak dia untuk berbagi cerita jaga malam dulu dan sekarang.

"Dulu bang," katanya mengawali pembicaraan rasa was-was dan takut selalu membayangi setiap kena giliran jaga, "Sebentar-bentar masuk aparat ditanya itu - ditanya ini, salah-salah menjawab, abangkan dah tahu sendiri akibatnya," ungkap dia. Tapi sekarang tidak tahu juga bang katanya, sebab yang tadi itu masa lalu, takut, kata Amir terdiam sejenak.

Malam semakin sunyi diantara anggota jaga terlihat lelap di pos, ada yang memisahkan diri dari pos. Ada yang duduk disudut-sudut rumah warga, juga ada yang masih nonton TV. Sementara tiba-tiba mata saya melihat nama-nama anggota jaga di dinding pos. Disana tertulis sebanyak 40 regu jaga malam yang ditugaskan untuk jaga malam setiap malamnya. Setiap regu berjumlah 18-20 orang, maklum desa saya tempat saya tinggal cukup luas dan banyak penduduknya.

Tak terasa malam pun larut, satu persatu ayam mulai berkokok, lantunan ayat-ayat suci Alquran mulai terdengar dari beberapa mesjid dan surau desa yang bersebelahan dengan desa saya. Jam di Pos menunjukan pukul 05.00 WIB berarti itu tanda untuk pulang. Komandan regu membangunkan anggotanya.

"Silakan kalian semua pulang, sebab kita sudah waktunya pulang," katanya kepada sejumlah anggota jaga yang tertidur. Angin malam telah berlalu, berganti angin pagi. Rasa takut jaga malam seperti dulu tak ada lagi, buktinya tak ada patroli aparat seperti yang dikatakan kepala desa. Kalau pun ada hanya patroli biasa. Meski demikian sampai kapan tugas yang diperintahkan itu berhenti alias tidak ada lagi. 
sumber: http://www.theglobejournal.com/kategori/feature/jaga-malam-tak-seseram-dulu-lagi.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar